03 Februari 2008

TANGIS ALAM DI PADANG KERING SEBUAH PERKEBUNAN

Pagi kian beranjak tiba..Pagi dipadang kering disebuah perkebunan
Angin pagi menyibak rerumputan
Kering... sekering daun rerumputan yang tak lagi hijau
Tanpa suara.. suara sang alam
Sepi... sesepi hutan yang mulai menghilang

Sesekali burung terbang melintas padang yang gersang
Pilu mencari tempat tuk bersandar
Pilu mengingat sarang yang telah terkoyak
Tanah merah pun bertanya dalam keresahannya
Merekah dalam kegersangan sang hari
Bertanya pada pagi, Bertanya pada siang, Bertanya pada malam...
Mengapa jiwaku tak lagi bersenandung...

Gemericik airpun bukan lagi irama kehidupan
Mengalir mengumandangkan tangisan
Menyusuri padang yang panas dan gersang
Berjuang menjalankan amanatnya bagi sang ibu bumi

Akupun terpana dalam ketidakpercayaan
Saat kupandang hamparan kegersangan didepan mataku
Tak terasa...
Setitik air jatuh disudut mataku
Saat panas mentari menerpa tanah yang retak...
Aku berdiri terpaku ...
Angin kering menerpa rambutku yang kuyu
Membisikkan kisah yang pilu...
Tentang penghuni yang dulu tergilas!
Tentang hutan yang ditimpas!
Tentang anak-anak alam yang mati terpanggang!
Tentang kematian berjuta kehidupan yang dulu hidup ditempatku berpijak

Kupejamkan mataku dan merasakan
Ibu bumi yang menangis...
Alam yang mati tanpa daya ....

Anse S. Erlynova
Maret 2005

Tidak ada komentar: