13 April 2008

Selamat malam sang pagi


Lewati batas jelajah dunia, jangkau pusat sang waktu yang tak terbatas .....

----------------------------------------------------------

Sepi sejak kota kita tenggelam banjir pasir

Seceruk susu kedelai masih juga tumpah didekapan kabut

Duri-duri durian “bantat” menusuk-nusuk syaraf


Hei........... kemana perginya pelangi hati?

Aku menjejal kata dicorong-corong kabel

Tidak juga ditemukan

Berbaring hayal dan jalinan mantra

Menyisiri bekas tapak di tanjung harapan


Berpantang tanya dan sendawa

Hanya boleh mengenggam abu

Jangan pupus yang dipilih

Ada tongkat sakti putri nirmala

Atau mungkin dia yang mati disini


Sebuah wujud yang kemudian mengering

Dipadang tandus dan panas

Saat dahaga berganti menjadi taman eden

Dan gurita menelanjangi daratan


Mungkinkah kuburan massal itu maksudnya lentera?

Dan pergi dan kembali dan hilang dan bereinkarnasi lagi?


Hei........... kemana perginya cahaya hati

Masih saja ku terjaga

Dan butakanku tentang warnamu


Di kitab-kitab tangisan itu, kabarkan seribu abad tentang kaum

Lalu .... adakah sang tabir itu untuk kita sama-sama tertawa?


An’s

Dikotaku, April 2008

Tidak ada komentar: