30 Mei 2008

Putih itu Abu-Abu


Jangan pusingkan cantik
Marahkan saja pada langit
Hentakkan saja pada bumi
Lalu bungkam saja seperti dulu

Kita tersenyum bersama di pagi hari
Tapi senja... mungkin saja tak berkawan
Kita mendayung dipelangi
Tapi tujuan ... mungkin saja halusinasi

Segurat kata menjelaskan waktu yang ditempuh
Yang terkunci dan kumal di jeruji hati
Kadang menjadi petuah
Kadang menjadi amarah
Kadang menjadi putus harap

Tak usah picingkan mata cantik
di aliran urat bumi
Masih kita bisa menembus selubung cakrawala
menembus bulan dan mendaratkan seonggok tanya yang berubah menjadi sebuah benda hingga menginjak perawannya bintang Mars

Masih kita ingat kamus kita tentang
Putih itu ... Abu-Abu
untuk ingatkan bahwa didepan pintu ada dalang yang bermain lagu mayor... minor...
untuk ingatkan... hatimu bukan setumpuk jelaga
untuk ingatkan... kepal tanganmu yang meninju awan
untuk ingatkan... kau berbunga ditengah padang yang gersang
untuk ingatkan... langkahmu tak surut di terpa sunyi
untuk ingatkan... kawan yang pernah jadi lawan yang menikam dan membayang
untuk ingatkan... derai tawa itu diatas tangis luka... bertopeng harum melati untuk menjadi maharani

Dan.....ingatkan aku tentang...
Putih itu Abu-Abu

Saat hati ini bertanya tentang ratu adil
di riam-riam yang gersang menanti hujan
di pucuk-pucuk pohon ketapi yang mengering
di ringkihan Enggang
di punahnya harapan tentang masa depan
di mereka-mereka yang merobek-robek hati
di dalamnya resah mereka tentang esok
disana nyawa kita titipkan
disana nafas kita ingin leburkan
disana.... matamu berapi menjadi belati dan degupkan kata perlawanan

Tak usah resah cantik
dikiri kanan kita... suatu saat
ada dipelataran dapur, bersajikan lauk pauk dan hasil bumi
bertemankan senda gurau anak-anak kelana
yang disana mimpimu takkan bertepi
dan ingatkan bahwa... Putih itu Abu-abu

An's Juni 2008

Tidak ada komentar: