anse_Heart Of Borneo Land: MANEN AIR AREN

05 Mei 2008

MANEN AIR AREN

"satu kirik gula aren yang dibuat dari tempurung kelapa harganya sampai empat ribu rupiah, kalau kirikan dari bulu bambu sekirik harganya dua ribu rupiah"... tapi pohon aren sekarang mulai punah, hanya ada tiga sampai empat batang saja yang bisa dipanen airnya, selain itu teknologi memanen air aren gampang-gampang susah. Ternyata air aren yang baru saja diambil kalau diminum rasanya segar sekali seperti minum air kelapa muda, tapi masyarakat disana menyangkalnya katanya lebih enak dari air kelapa muda, dan kalau diminum terus setiap pagi selama satu bulan akan membantu memulihkan masalah-masalah terkait pencernaan. Soal rasa .... rasanya memang lebih dari sekedar air kelapa muda... enak lah pokoknya... manis... harum lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sedang Apa Ya??

..... pertama kali aku melihat aktifitas mereka, aku berlari-lari untuk mendekati kerumunan yang sepertinya sedang asik menggali-gali tanah, awalnya kupikir sedang menggali cacing untuk umpan mancing, ternyata bukan. Aku kemudian duduk disalah satu batang kayu mati yang kebetulan letaknya tidak jauh dari mereka, setiap kali mereka mendapatkan apa yang mereka cari.... kawan-kawannya tampak selalu menegur apa benda yang didapat oleh temannya. Mereka bilang kalau dijual satu kilonya Rp.4000,-.... sewaktu aku tanya berapa lama untuk mendapatkan satu kilo, jawab mereka sekarang bisa sampai empat hari, kalau dulu sehari atau dua hari bisa satu kilo lebih. Aku manggut-manggut saja mendengar penuturan mereka, mereka juga cerita kalau aktifitas ini dilakukan setelah pulang sekolah sampai senja hari, kadang-kadang sampai sore saja terus besok hari disambung lagi. Mau tau apa yang mereka cari?? hemmm... apa ya........ yo tebak-tebak

JURUG

Tempat menaroh padi masyarakat dayak Tomun di Tapin Bini, di daerah ini setiap rumah hampir semua memiliki Jurug... tempatnya tidak mesti dekat dengan rumah, bisa saja tersendiri, tetapi yang pasti tempatnya bebas dari hama tikus. Tempat penyimpanan beras yang masih tradisional, sistim ini mungkin tidak lama lagi akan hilang kalau kemudian ladang yang mereka sebut pahumaan atau huma tempat menanam padi di rengut oleh kebun sawit, pertambangan, HPH dan sekarang kabarnya HTI akan masuk wilayah ini.